Wednesday, September 21, 2022

Rapuhnya aku berdiri ditanah sengketa

lemahnya aku berdiri ditanah sengketa

panas mentari dan hujan selalu menerpaku

bersadar dipohon pisang menatap pagar pohon bidara yang penuh duri 

kulempar boomerang angin pun tak bersahaja

jatuh dipuing puing yang penuh cerita 

pagi siang dan malam hanya secangkir kopi yang bisa ku nikmati 

Menunggu harapan di balik barisan bukit bukit yang gagah menjulang tinggi 

Memancarkan ke indahannya menarik simpati pandangan mata yang terlena 

Aku terdiam mencari kata kata 

didalam bungkusan nasi 

kini ku sadari bahwa kekuatan itu ada pada ujung dasi berlambang 

ku hanya bisa menikmati secangkir kopi 

melihat berita saling tindih menutup luka 







 












No comments:

Post a Comment