lemahnya aku berdiri ditanah sengketa
panas mentari dan hujan selalu menerpaku
bersadar dipohon pisang menatap pagar pohon bidara yang penuh duri
kulempar boomerang angin pun tak bersahaja
jatuh dipuing puing yang penuh cerita
pagi siang dan malam hanya secangkir kopi yang bisa ku nikmati
Menunggu harapan di balik barisan bukit bukit yang gagah menjulang tinggi
Memancarkan ke indahannya menarik simpati pandangan mata yang terlena
Aku terdiam mencari kata kata
didalam bungkusan nasi
kini ku sadari bahwa kekuatan itu ada pada ujung dasi berlambang
ku hanya bisa menikmati secangkir kopi
melihat berita saling tindih menutup luka
No comments:
Post a Comment